"Harga emas terus naik untuk pekan kedua beruntun, karena konflik Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung dan upaya kedua negara tersebut untuk damai telah gagal. Indeks Harga Konsumen (IHK) tahunan AS meningkat menjadi 8,5% di bulan Maret untuk pertama kalinya sejak 40 tahun. Harga grosir yang diukur oleh Indeks Harga Produsen (IHP) yang berada di 11,2% secara tahunan. Serta, angka inflasi Inggris bulan Maret mencerminkan tren global inflasi yang lebih tinggi dan tertinggi sejak 30 tahun. Hal tersebut menyebabkan minat beli yang kuat pada emas karena investor mencari perlindungan inflasi melalui aset keras," tutur Kepala Riset Komoditas dan Mata Uang Religare Broking Ltd Sugandha Sachdeva dikutip dari Reuters.
Emas menguat pelan-pelan sejak Selasa pekan ini setelah ambruk ke level terendahnya dalam 29 bulan. Emas bergerak dari harga US$ 1.621,57 per troy ons pada Senin untuk kemudian naik terus sejak Selasa dan mampu menembus level US$ 1.659 per troy ons pada Rabu.
Harga emas jatuh, tapi ditutup naik untuk pekan kedua secara beruntun
Mengutip Kontan.co.id, harga emas spot pada Senin (8/8/2022) ditutup naik 0,8% menjadi US$1.788,96 per ons troi. Pada saat yang sama, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman Desember 2022 juga ditutup naik 0,8% ke US$1.805,2 per ons troi.
Lihat tren harga beli atau jual di Bareksa Emas sebelum memutuskan untuk berinvestasi. Sebaiknya, Smart Investor membeli ketika harga emas sedang rendah sehingga potensi kenaikannya lebih tinggi di masa depan.
Emas batangan (ilustrasi). CHICAGO -- Harga emas sedikit melemah pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu, 28/1/2023, WIB), memperpanjang kerugian untuk hari kedua berturut-turut tapi masih mencatat kenaikan pekanan. Penurunan harga emas terjadi setelah data inflasi AS sesuai dengan ekspektasi pasar dan dolar AS sedikit lebih kuat. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, menyusut 0,6 dolar AS atau 0,03 persen menjadi ditutup pada 1.929,40 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan mencapai level tertinggi sesi 1.935,40 dolar AS dan terendah 1.916,50 dolar AS. Emas berjangka merosot 12,6 dolar AS atau 0,65 persen menjadi 1.930,00 dolar AS pada Kamis (26/1/2023), setelah bertambah 7,20 dolar AS atau 0,37 persen menjadi 1.942,60 dolar AS pada Rabu (25/1/2023), dan terangkat 6,80 dolar AS atau 0,35 persen menjadi 1.935,40 dolar AS pada Selasa (24/1/2023). Emas mempertahankan kenaikan tipis hampir 0,1 persen untuk pekan ini, kenaikan mingguan keenam berturut-turut. Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Jumat (27/1/2024) bahwa indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS tidak termasuk makanan dan energi, ukuran inflasi yang disukai Fed, meningkat 4,4 persen tahun ke tahun pada Desember 2022, turun dari pembacaan 4,7 persen pada November 2022 dan tingkat kenaikan tahunan paling lambat sejak Oktober 2021. Data tersebut, sejalan dengan perkiraan pasar, menunjukkan bahwa inflasi AS berkurang. Sementara itu, dolar AS naik tipis pada Jumat (27/1/2023) setelah ukuran inflasi utama AS menunjukkan tanda-tanda pelonggaran, dengan indeks dolar yang mengukur //greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,09 persen menjadi 101,924. "(The Fed) perlu diyakinkan dan indikator favorit mereka menunjukkan inflasi sedang mendingin, tetapi saya pikir masih perlu ada lebih banyak pekerjaan yang dilakukan," kata Analis Pasar Senior di OANDA, Edward Moya. Moya menambahkan, pasar masih bagus untuk emas karena resesi akan menjadi //bullish dan emas masih bisa berkembang di lingkungan kenaikan suku bunga yang lebih kecil. Data ekonomi lainnya yang dirilis Jumat (27/1/2023) juga mengurangi daya emas. Indeks Sentimen Konsumen yang dirilis oleh Survei Konsumen Universitas Michigan (UM) naik menjadi 64,9 pada survei Januari 2023, naik dari 59,7 pada Desember 2022. National Association of Realtors (NAR) melaporkan bahwa penjualan rumah yang tertunda di AS naik 2,5 persen pada Desember, mematahkan penurunan beruntun enam bulan. Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 39,8 sen atau 1,66 persen, menjadi ditutup pada 23,622 dolar AS per ons. Platinum untuk pengiriman April terpangkas 6,2 dolar AS atau 0,61 persen, menjadi menetap pada 1.016,80 dolar AS per ons.
REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Harga emas sedikit melemah pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu, 28/1/2023, WIB), memperpanjang kerugian untuk hari kedua berturut-turut tapi masih mencatat kenaikan pekanan. Penurunan harga emas terjadi setelah data inflasi AS sesuai dengan ekspektasi pasar dan dolar AS sedikit lebih kuat.
Emas mempertahankan kenaikan tipis hampir 0,1 persen untuk pekan ini, kenaikan mingguan keenam berturut-turut. Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Jumat (27/1/2024) bahwa indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS tidak termasuk makanan dan energi, ukuran inflasi yang disukai Fed, meningkat 4,4 persen tahun ke tahun pada Desember 2022, turun dari pembacaan 4,7 persen pada November 2022 dan tingkat kenaikan tahunan paling lambat sejak Oktober 2021. Data tersebut, sejalan dengan perkiraan pasar, menunjukkan bahwa inflasi AS berkurang.
Sementara itu, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Kamis (27/10/2022) bahwa klaim pengangguran awal AS naik 3 ribu menjadi 217 ribu dalam pekan yang berakhir 22 Oktober, menawarkan dukungan tertentu untuk emas.
Harga emas tergelincir setelah meroket di akhir pekan. Harga emas spot sempat turun 0.3% ke $1,675.94 per ounce pada pukul 13:15 GMT, begitupula dengan harga emas futures yang turun ke $1,680.90. Di sesi perdagangan Senin (07/November) malam, grafik XAU/USD terpantau tak jauh beranjak dari kisaran $1,678.54, pasca kenaikan lebih dari 3% setelah Data Ketenagakerjaan AS dirilis pada Jumat lalu.
Dolar AS ambruk merespon data tersebut, dan sebaliknya emas melonjak. Sebagian besar data memang masih cukup bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga dalam jumlah besar sekali lagi bulan ini. Akan tetapi, sejumlah pakar menilai bahwa pertumbuhan pasar tenaga kerja AS akan melambat walaupun masih dalam rentang yang positif.
Sebaliknya, analis Matt Simpson dari City Index justur mengantisipasi penurunan harga emas. Data inflasi AS memiliki kemampuan untuk mendukung atau menekan emas. Walaupun pasar saat ini mendukung kenaikan suku bunga 50 basis poin, tetapi inflasi yang panas kemungkinan akan membuka peluang untuk kenaikan 75 bps, mendorong dolar lebih tinggi, dan emas lebih rendah.
Pasar tetap relatif tenang di awal hari Jumat karena kondisi perdagangan tetap tenang menjelang liburan Natal. Bundesbank Jerman akan merilis laporan bulanannya selama jam perdagangan Eropa. Pada paruh kedua hari ini, Biro Analisis Ekonomi AS (BEA) akan menerbitkan Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE), pengukur inflasi pilihan Federal Reserve, data untuk bulan November. Revisi akhir University of Michigan untuk Indeks Keyakinan Konsumen bulan Desember, data Penjualan Rumah Baru bulan November dan Data Barang Tahan Lama juga akan ditampilkan dalam map ekonomi AS sebelum akhir pekan yang panjang. Pasar saham di AS akan beroperasi pada jam-jam biasa, tetapi pasar obligasi akan ditutup satu jam lebih awal dari biasanya. Kedua pasar akan ditutup pada hari Senin, 26 Desember.
Harga emas turun tajam pada hari Kamis karena data pertumbuhan AS yang optimis dan ditutup di bawah $1.800. XAU/USD pulih sedikit di awal hari Jumat tetapi terus diperdagangkan di bawah $1.800 untuk saat ini. 2ff7e9595c
Comentarios